MIKROSIRKULASI PADA KATAK

FISIOLOGI HEWAN
MIKROSIRKULASI PADA KATAK

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Mikrosirkulasi merupakan tempat terjadinya kontak dan pertukaran zat antara darah dan jaringan tubuh. Tempat terjadinya pertukaran tersebut persisnya adalah pada kapiler, yang merupakan pembuluh darah sangat halus dan hanya dapat diamati pada jaringan yang sangat tipis dan tembus cahaya (Susanto, 2012).
Diameter pembuluh darah halus (arteriole, kapiler dan venula) dapat dikenali dari jumlah sel darah merah yang berbaris di dalamnya, dan juga kecepatan aliran darahnya. Pembuluh darah yang paling kecil, yaitu kapiler hanya dapat dilewati sel darah merah apabila sel darah merah berbaris satu per satu. Bila pembuluh darah halus hanya dapat dilewati sel darah merah dengan berbaris-baris dua-dua, maka pembuluh darah tersebut adalah arteriole atau venula. Pembuluh darah yang lebih besar dapat dilewati sel darah merah dengan berbaris lebih banyak lagi. Dengan mengamati arah aliran darah di dalamnya, dapat dibedakan antara arteriole dengan venula (Susanto, 2012).
          Berdasarkan uraian singkat di atas, maka dipandang perlu mengkaji lebih dalam dengan melakukan percobaan mikrosirkulasi.

B.  Tujuan
Adapun tujuan di laksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
  1. Untuk mengetahui mikrosirkulasi pada katak dan hewan yang memiliki sistem sirkulasi tertutup pada umumnya.
  2. Untuk mengetahui pengaruh berbagai rangsangan yang langsung di berikan secara lokal pada arteriol, kapiler, dan venula.

C.  Manfaat
Adapun manfaat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang mikrosirkulasi pada katak dan hewan yang memiliki sistem sirkulasi tertutup pada umumnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sistem sirkulasi tertutup memiliki beberapa kelebihan apabila dibandingkan dengan sistem sirkulasi terbuka. Pada sistem sirkulasi tertutup, darah beredar dalam sistem pembuluh yang kontinu, di dorong oleh kekuatan yang berasal dari hasil kerja jantung. Sebagai motor penggerak, jantung bekerja dengan melakukan gerakan memompa secara terus-menerus sehingga tekanan dalam pembuluh dapat dipertahankan tetap tinggi. Hasilnya, darah yang keluar dari pembuluh akan segera masuk kembali ke jantung dengan cepat. Selain itu, pada hewan yang memiliki sistem ini, darah akan mengalir dalam pembuluh secara langsung kesetiap sel tubuh. Hal ini menjamin adanya pasokan sari makanan dan oksigen dalam jumlah memadai ke tiap sel agar proses metabolisme dapat terselenggara dengan baik. Apabila ada peningkatan aktivitas metabolisme, vertebrata dapat meningkatkan jumlah pasokan darah ke organ yang lebih aktif (misalnya otot) dan mengurangi penyebaran darah ke daerah yang kurang/tidak aktif. Organ sirkulasi pada hewan  yang memiliki sistem tertutup terdiri atas jantung dan pembuluh darah, mulai dari pembuluh arteri, vena, arteriol, venula, hingga jaringan kapiler (Isnaeni, 2006: h. 173).
Darah sebagai jaringan khusus yang menjalani sirkulasi, terdiri dari sel-sel yang terendam dalam plasma darah. Berbeda dengan jaringan lain, sel-selnya tidak menempati ruang tetap satu dengan yang lain, tetapi bergerak terus dari satu tempat ke tempat lain. Aliran darah dalam seluruh tubuh menjamin lingkungan yang tetap, agar semua sel serta jaringan mampu melaksanakan fungsi berbagai bentuk sel darah berasal dari sel induk (stem cell) dalam sumsum tulang dan memasuki aliran darah untuk memenuhi kebutuhan tertentu pada hewan (Armadi, 2012).
Volume darah yang mengalir melalui suatu organ dapat disesuaikan dengan mengatur kaliber (garis tengah internal) arteriol organ. Di dalam organ arteriol bercabang-cabang lagi menjadi kapiler. Pembuluh terkecil tempat semua pertukaran antara darah dan sel-sel sekitarnya terjadi. Pertukaran di kapiler merupakan tujuan akhir dari sistem sirkulasi; semua aktivitas lain dari sistem ini diarahkan untuk memastikan distribusi darah segar ke kapiler untuk pertukaran semua sel. Kapiler-kapiler dari sel menyatu membentuk venula kecil, yang terus bergabung membentuk vena kecil yang keluar dari organ. Vena-vena kecil secara progresif bersatu untuk membentuk vena yang lebih besar yang akhirnya mengalir kan darah ke jantung (Hala, 2007: h. 142).
Resistensi terhadap aliran darah bergantung pada tiga faktor yaitu; viskositas (kekentalan) darah; panjang pembuluh; dan jari-jari pembuluh. Viskositas mengacu pada fraksi yang timbul antara molekul suatu cairan sewaktu mereka bergesekan satu sama lain selama cairan mengalir. Semakin besar vaskositas, semakin besar resistensi terhadap aliran. Viskositas dipengaruhi dua faktor yaitu konsentrasi protein plasma dan jumlah sel darah merah yang beredar. Darah menggesek lapisan dalam pembuluh sewaktu mengalir, semakin besar luas permukaan yang berkontrak dalam darah, semakin besar resistensi terhadap aliran. Luas permukaan ditentukan oleh panajang dan jari-jari pembuluh. Pada jari-jari konstan, semakin panjang pembuluh maka semakin besar luas permukaan dan semakin besar resistensi terhadap aliran darah (Adnan, 2008: h. 84).
Jantung amfibi sedikit lebih kompleks yakni memiliki dua atrium, salah satu menerima darah teraksigenasi dari seluruh tubuh, dua macam darah ini tercampur dalam satu ventrikel, sehingga sistem ini tidak begitu efisien, akan tetapi bagi hewan berdarah dingin dapat dikatakan cukup efektif bila mengalirkan melalui ventrikel tersebut (Jasin, 1992: h. 86).
Dalam ventrikel tunggal pada jantung katak, terdapat pencampuran darah kaya oksigen yang telah kembali dari paru-paru dengan darah yang kurang oksigen yang telah kembali dari bagian tubuh yang lain. Akan tetapi, suatu abungan (ridge) di dalam ventrikel akan mengalihkan sebagian besar dari darah yang kaya oksigen itu dari atrium kiri ke dalam sirkuit sistemik dan sebagian besar darah yang miskin oksigen itu dari atrium kanan ke dalam sirkuit pulmokutaneus (Campbell, 2004, h. 65).


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A.     Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini pada hari/tanggal senin, 14 Juni 2012. Pukul 09:00 – 11:00 WITA.Tempat Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Lantai II Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Samata-Gowa.                

B.  Alat dan Bahan
1.    Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah gelas kimia, kaki tiga, lampu spirtus, dan mikroskop,
2.    Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah air panas, air dingin, katak (Rana cancarivora), dan NaCl,

C.  Prosedur Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
  1. Merentangkan selaput renang salah satu kaki katak ke belakang dan mengatur sedemikian rupa sehingga selaput terletak antara sumber cahaya dan lensa objektif.
  2. Mengamati dan menggambar pembuluh darahnya. Menentukan arteriol, kapiler, dan venulanya.
  3. Menetesi selaput renang secara bergantian dengan air dingin, air hangat, dan NaCl. Mengamati dan mencatat apa yang terjadi pada arteriol, kapiler, dan venula. Mengingat bahwa sebelum ditetesi larutan baru, maka larutan baru harus dibersihkan dulu dari selaput renang dengan jalan mencuci dengan air. Mengulangi setiap perlakuan minimal 3 kali.
  4. Membuat kesimpulan dari setiap perlakuan.


BAB IV
PEMBAHASAN

A.  Pembahasan
Pembuluh darah adalah saluran khusus untuk mengalirkan darah. Darah adalah cairan dalam pembuluh darah, yang beredar ke seluruh tubuh mulai dari jantung  dan segera kembali ke jantung. Darah vertebrata mengalir dalam pembuluh yang elastis (arteri, kapiler, dan vena) dan akan kembali lagi ke jantung tanpa meninggalkan sistem pembuluh. Darah tetap berada dalam saluran yang tertutup. Sistem sirkulasi demikian dinamakan sistem sirkulasi tertutup. Pada vertebrata, sistem pembuluh darah terdiri atas tiga jenis, yaitu arteri, kapiler, dan vena. Arteri dan vena tersusun atas tiga lapisan jaringan melingkar, membentuk saluran/lumen di bagian tengahnya. Ketiga lapisan jaringan tersebut dari arah dalam ke luar berturut-turut ialah tunikaintima (endotelium), tunika media, dan tunika adventitia. Pembuluh kapiler hanya tersusun atas tunika intima. Lapisan jaringan penyusun ketiga jenis pembuluh darah tersebut memperlihatkan komposisi yang bervariasi (Isnaeni, 2006: h. 182-183).
Pada pengamatan langsung menggunakan mikroskop terdapat pembuluh darah pada kaki katak yang meliputi arteri, arteriola, kapiler, venula, dan vena. Dari kelima pembuluh darah tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Arteri adalah pembuluh yang berfungsi untuk mengangkut darah yang keluar dari jantung. Arteriola adalah pembuluh arteri kecil yang dindingnya mengandung sejumlah besar otot polos, yang proses kontraksinya tidak dikendalikan oleh pusat kesadaran. Kapiler adalah pembuluh darah yang terkecil dalam sisten sirkulasi dan menjadi tempat terjadinya pertukaran gas serta berbagai zat lainnya antara pembuluh darah dan sel jaringan. Venula dan vena merupakan pembuluh darah yang berfungsi untuk membawa darah dari jaringan kembali ke jantung.
Dari hasil pengamatan pertama terdapat pembuluh darah pada bagian selaput renang katak yang meliputi arteri, arteriola, kapiler, venula, dan vena. Berdasarkan warna dan diameter ke dua pembuluh tersebut (arteri dan vena). Arteri memiliki warna merah yang segar dibandingkan dengan vena yang sedikit tua dan ungu. Hal ini disebabkan karena arteri mengandung darah yang memiliki ikatan oksigen dan hemoglobin, sedangkan pada selaput darah vena warnanya sedikit lebih tua dan ungu karena mengandung karobondioksida dan sisa-sisa hasil metabolisme. Adapun arteiola terlihat bercabang-cabang karena pembuluh tersebut mengalirkan darah dari arteri keseluruh jaringan pada organ yang membutuhkan suplai O2. Pada pembuluh kapiler menghubungkan antara arteriola dan venula. Sedangkan vena mengalirkan darah kembali ke jantung.
Dari hasil pengamatan kedua setelah mencelupkan kaki katak kedalam air panas terdapat pembuluh darah pada bagian selaput renang katak yang meliputi arteri, arteriola, kapiler, venula, dan vena. Keadaan kaki katak setelah dicelupkan dalam air panas menjadi mengembang. Ukuran arteri lebih besar/mengembang daripada vena. Hal ini disebabkan karena kecepatan aliran darah dari jantung melalui arteri kedalam jaringan lebih lambat dibandingkan kecepatan aliran darah dari jaringan ke jantung.
Dari hasil pengamatan ketiga setelah mencelupkan kaki katak kedalam air dingin terdapat pembuluh darah pada bagian selaput renang katak yang meliputi arteri, arteriola, kapiler, venula, dan vena. Keadaan kaki katak setelah dicelupkan dalam air dingin menjadi mengkerut. Ukuran vena lebih besar/mengembang daripada arteri. Hal ini disebabkan karena kecepatan aliran darah dari jairngan ke jantung lebih lambat dibanding kecepatan aliran darah dari jantung ke jaringan melalui arteri.
Dari hasil pengamatan ketiga setelah mencelupkan kaki katak kedalam NaCl terdapat pembuluh darah pada bagian selaput renang katak yang meliputi arteri, arteriola. Pembuluh kapiler, venula, dan vena tidak jelas terlihat. Hal ini disebabkan karena larutan NaCl bersifat hipotonis yang mengakibatkan pembuluh darah vena dan kapiler pecah setelah selaput renang dicelupkan kedalam larutan tersebut.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.  Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :
  1. Mikrosirkulasi pada katak berlangsung pada pembuluh darah. Darah yang mengandung O2 pada arteri dialirkan menuju arteriola keseluruh bagian jaringan tubuh. Pada pembuluh kapiler terjadi pertukaran darah antara arteriola dan venula. Darah dari venula dialirkan menuju vena ke jantung.
  2. Keadaan pembuluh darah dengan perlakuan normal menyebabkan kondisi arteri yang memiliki warna merah segar dibandingkan dengan vena yang sedikit tua dan ungu. Pengaruh air panas menyebabkan ukuran arteri lebih besar dibandingkan dengan vena. Pengaruh air dingin menyebabkan ukuran vena lebih besar dibandingkan dengan arteri serta pengaruh NaCl menyebabkan pembuluh kapiler, venula, vena tidak nampak saat diamati dibawah mikroskop.

B.  Saran
Adapun saran untuk praktikum ini adalah sebaiknya praktikan memperhatikan setiap perubahan pembuluh darah pada selaput renang katak dari beberapa rangsangan yang diberikan agar mengetahui pengaruh yang ditimbulkan.


DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Fisiologi Hewan. Makassar: Universitas Negeri Makassar Press, 2008.
Armadi. Mikrosirkulasi.Blog Armadi. http://armadibioz.wordpress.com (15 Juni 2012).
Campbell, Neil A.  Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell, Biologi Edisi ke 5 Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 2004.
Hala, Yusminah. Biologi Umum II. Makassar:  Alauddin press, 2007.
Halwatiah,  Fisiologi. Makassar: Alauddin press, 2009.
Isnaeni, Wiwi. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius, 2006.
Jasin, Maskoeri. Zoologi Invertebrata. Jakarta: Sinar Wijaya, 1992.
Susanto, Hendra. Otot Jantung. Blog Hendra, http://hendrasusantofaal.blogspot.com (15 Juni 2012)

Related Posts

Subscribe Our Newsletter