Osteichthyes


TAKSONOMI VERTEBRATA
OSTEICHTHYES

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Osteichthyes atau disebut juga ikan bertulang sejati adalah kelas dari anggota hewan bertulang belakang yang merupakan subfilum dari Pisces. Osteichthyes berasal dari bahasa Yunani, yaitu osteon yang berarti tulang dan ichthyes yang berarti ikan. Hidup di laut, rawa-rawa, atau air tawar (Wikipedia  Ensiklopedia Bebas, 2011)
Ikan bertulang sejati menempuh cara kedua untuk mengatasi masalah kekeringan yang terjadi secara berkala. Mereka mengembangkan sepanjang kantung, masih pertumbuhan faring yang berfungsi sebagai paru-paru primitif. Alat ini dikembangkan oleh udara  yang diisap melalui mulut. Tubuh ikan-ikan ini diselaputi oleh sisik, satu-satunya sisa harnas (pelindung) moyang mereka adalah tulang-tulang kranium (kepala) (Kimball, 2009: h. 928).
Diantara semua kelas verterata, ikan bertulan keras (Kelas Osteichthyes) adalah yang paling banyak jumlahnya, baik dalam hal jumlah ndividu maupun dalam jumlah spesies (sekitar 30.000). berukuran antara 1 cm dan lebih dari 6 cm, ikan bertulang keras sangat melimpah di laut dan di hampir setiap habitat air tawar. (Campbell, 2003: h. 256).
Berdasarkan uraian singkat diatas, maka akan dibahas mengenai spesies yang  tergolong kelas Osteichthyes.

B.  Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengamati bagian morfologi dan anatomi dari spesies yang tergolong Osteichthyes.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada umumnya yang dimaksud ikan adalah ikan-ikan yang masuk kelas Osctheichthys. Tubuhnya berskeleton tulang keras, terbungkus olrh kulit yang bersisik, berbentuk seperti torpedo, berenang dengan sirip, bernapas dengan insang. Bermacam-macam spesies hidup didalam air tawar atau bergaram (air Laut) (Maskoeri, 1984: h. 49).
Hal ini juga di jelaskan di dalam Al-Qur’an, sebagaimana Allah SWT berfirman Q.S Yaasin / 36 : 72
Terjemahnya :
“ Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka.  Maka sebahagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebahagiannya mereka makan”.

Menurut (Kimball, 2009: h. 928-930) ikan-ikan bertulang sejati dengan cepat (masih dalam zaman devon) terpecah menjadi tiga kelompok berbeda yakni :
  1. Paleoniskoida dibedakan dengan adanya sirip berjari (sirip yang tidak ada otot maupum tulang) dan kenyataan bahwa ventilasi paru-paru dilakukan mellaui mulut. Banyak dari kelompok ini bermigrasi ke Laut selama akhir era, (masa) paleozoikum dan mesozoikum. Dalam lingkungan air yang stabil, tidak diperlukan paru-paru, dan alat ini diubah menjadi gelembung renang yang dapat digunakan ikan untuk mengubah daya apung di dalam air.
  2. Ikan paru-paru mengembangkan suatu pembaruan berarti yang tidak dimiliki moyangnya. Lubang hidung mereka yang pada Osctheichthys pertama hanya bermuara keluar dan digunakan untuk membau (sebagaimana pada semua keturunan paleoniskoid masa kini). Mengembangkan lubang internal ke rongga mulut. Ini memungkinkannya untuk bernapas diudaara dengan mulut tertutup. Menilik ikan paru-paru masa kini, dua adaptasi lain yang berarti telah berevolusi dalam kelompok ini. Pertama adalah perkembangan dua atrium dan sekat parsial dalam ventrikel jantung. Hal ini memungkinkan setidak-tidaknya pemisahan parsial darah yang mengandung oksigen yang kembali dari paru-paru dengan darah yang kurang oksigen dari bagian badan lainnya dan dengan demikian merupakan perbaikan yang berarti dalam efisiensi sistem peredaran. Adaptasi kedua adalah perkembangan sistem enzim yang diperlukan untuk mengubah amonia menjadi urea yang kurang beracun. Ini terutama berkembang sangat baik pada spesies Afrika dan Amerika Selatan. Sedangkan di dalam air, ikan-ikan ini mengekskresikan limbah nitrogen mereka sebagai amonia seperti yang dilakukan oleh ikan sirip berjari. Akan tetapi dalam musim kering hewan-hewan ini membenamkan diri dalam lunpur dan beralih pada reproduksi urea.
  3. Krospterigia juga mempunyai lubang hidung dalam yang dapat digunakan unutk mengembangkan paru-paru. Disamping itu sirip belakang dan sirip pectoral mereka bergelambir, yaitu berdaging dan ditunjang oleh tulang.
Mulut berahang, skeleton sebagian atau seluruhnya bertulang menulang. Kondrokranium (kranium tulang rawan) dilengkapi oleh tulang dermal untuk membentuk tengkorak majemuk. Sisik tipe ganoid, sikloid atau ktenoid yang semuanya berasal mesodermal, atau tidak bersisik. Pada stadium embrio ada 6 celah insang, pada dewasa biasanya tinggal 4 celah. Insang-insang itu tertutup oleh operkulum. Biasanya ada gelembung renang yang berhubungan atau tidak berhubungan dengan dengan faring. Notokorda ditempati oleh vertebrae yang menulang. Otak terdiri dari 5 bagian dengan 10 pasang saraf kranial. Pada ikan dewasa terdapat mesonefrus. Ada sistemportal spiral. Contoh: sturgeon (Acipenser sturio), gar (Lepidosteus osseus), ikan lele (Ameiurus melas), belut (Anquilla sp) bader (Perca sp), tuna (Scomber scombrus), ikan paru (Neoceratodus sp.), kuda laut (Hippocampus sp.) ikan mas (Carassius auratus), ikan salmon (Oncorhynchus sp.) ikan sardin (Sardinope coerulea, ikan terbang (Cypselurus sp) (Djarubito, 1989: h. 49).
Menurut (Anonim, 2012) kelompok Osteichthyes memiliki kerangka yang tersusun atas tulang keras yang mengandung matriks kalsium fosfat. Ciri-ciri lainnya adalah :
1.    Mulut terdapat di bagian depan tubuh
2.    Celah insang satu di masing-masing sisi kepala.
3.    Sirip ekor memiliki panjang yang sama pada bagian atas dan bawah.
4.    Kulit licin karena sekresi mukus oleh kelenjar pada kulit.
5.    Adanya gelembung renang sehingga tidak tenggelam saat tidak bergerak.
6.    Sistem gurat sisterdapat pada sisi tubuh.
7.    Usus panjang dan ramping menggulung.
8.    Fertilisasi trjadi diluar.
9.    Mengeluarkan telunya atau bersifat ovipar.
Ikan bertulang keras umumnya adalah perenang yang dapat mengontrol arah, siripnya yang lentur sesuai untuk pengendalian dan pendorongan dibandingkan dengan sirip hiu yang lebih kaku. Ikan yang bertulang keras yang paling cepat, yang dapat berenang dalam jarak pendek dengan kecepatan mencapai 80 km/jam, memiliki bentuk badan dassar yang sama dengan hiu. Ternyata bentuk tubuh ini, yang disebut fusiform (yang meruncing pada kedua ujung), sangat umum ditemukan pada semua ikan perenang cepat dan mamalia air seperti anjing laut dan paus. Air kurang lebih ribuan kali rapat dibandingkan udara dan dengan demikian tonjolan sedikit saja yang menyebabkan gesekan akan lebih mengganggu pada ikan dibandingkan pada burung. (Campbell, 2003: h. 257).


BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.     Alat dan bahan
1.    Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat seksi, jarum pentul, loupe, dan papan seksi.
2.    Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Ikan Mas (Cyprinus carpio)

B.  Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah hari/tanggal kamis, 24 November 2011. Pukul : 15:00 WITA – selesai. Tempat Laboratorium Zoologi Lantai II Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin MakassarSamata-Gowa.     

C.     Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adalah :
1.    Pengamatan bentuk luar
  • Meletakkan ikan yang sudah mati diatas papan seksi.
  • Mengamati bentuk luarnya yang terdiri dari bagian kepala meliputi mulut, celah insang, cekung hidung, mata, spirakel. Bagian badan meliputi macam sirip, sisik, gurat sisi, kulit epidermis, anus, clasper, dan ekor.
  • Membuat gambar tubuh ikan secara utuh yang dipandang dari sisi kiri
2.    Pembedahan untuk melihat alat-alat dalam tubuh.
  • Membuat torehan disebelah belakang anus kearah punggung dengan sclpel sampai menyentuh tulang belakang.
  • Memotong mulai dari anus kearah kepala sampai kedekat celah insang.
  • Melanjutkan pemotongan kearah punggung lewat pangkal sirip dada sampai tertumbuk pada tulang belakang.
  • Menahan dengan jarum pada batas badan  dan ekor, dan di batas kepala dan badan.
  • Membuka dinding badan dengan menggunakan pinset. Menahan dinding badan sebelah bawah dengan jarum.
  • Melepaskan alat tumbuh (jeroan) dengan spatula.
  • Membuka rongga perut dan mengamati letak dari alat-alat seperti ginjal, hati, usus, pancreas, jantung, kantung empedu, gelembung renang, dan kura
  • Membuat gambar alat-alat tersebut dengan skematis sesuai dengan letaknya.
3.    Sistem pencernaan
  • Melepaskan hati dari penggantungnya (mesentrium).
  • Memasukkan ujung spatula/lidi kedalam rongga mulut, pangkal kerongkongan dan tertumbuk pada lambung.
  • Menggerak-gerakkan lidi tersebut yang masuk pada kerongkongan dan lambung yang berbentuk U berhubungan dengan anus.
  • Mengangkat usus dan melepaskan  mesentriumnya tanpa merusak alat-alat yang lain.
  • Menggambar alat-alat itu secara skematis sesuai dengan letaknya.
4.    Sistem pernapasan
  • Menggunting dasar rongga mulut dan sehingga tampak bagian dalam bagian rongga mulut.
  • Mengamati perlekatan insang.
  • Melepaskan satu lengkung insang dan mengamati dengan loupe, kemudian mencari bagian lembaran insang, tulang lengkung insang dan bagian-bagiannya.
5.    Pengamatan rongga mulut
  • Mengamati alat-alat lain dari rongga mulut seperti rahang atas dan bawah, lalu meraba permukaannya dan lidah.
  • Munusukkkan seutas ijuk atau kawat kedalam cekung hidung.
6.    Susunan otot dan tulang
  • Melalui irisan permulaan tadi, meneruskan irisan sampai tubuh ikan terpotong dua/terpisah.
  • Memegang potongan bagian ekor dengan tangan kiri dan mengamati penampang melintangnya lalu mencari bagian badan ruas tulang belakang, lengkung saraf, duri punggung, lengkung nadi, duri atas, otot-otot bagian atas, otot-otot bagian bawah, sekat horizontal, miomer, dan miokomata
  • Meneruskan irisan sampai terpisah bagian kiri dan kanan lalu mengamati bentuk jaringan alat-alatnya.
  • Membandingkan penampang melintang hasil potongan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari percobaan ini adalah :
1.    Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Morfologi

Keterangan
  1. Celah mulut (Cavum oris)
  2. Mata (Visus)
  3. Tutup insang (Operculum)
  4. Sirip dada (Pina pectoralis)
  5. Sirip perut (Pina pelvicus)
  6. Kloaka
  7. Sirip dubur (Pina analis)
  8. Sirip ekor (Pina caudalis)
  9. Sirip punggung (Pina dorsalis)
  10. Gurat sisi (Linea lateralis)
 Anatomi


 Keterangan
  1. Pankreas
  2. Jantung (Cor)
  3. Usus (Intesinum)
  4. Limpa (lien)
  5. Ginjal (Mesonephros)
  6. Kloaka
 B.  Pembahasan
Adapun pembahasan dari percobaan ini adalah :
1.    Ikan mas (Cyprinus carpio)
a.    Morfologi
Tubuh ikan mas terdiri atas tiga bagian, yaitu caput, truncus, dan cauda. Tubuh ikan ini lebih pendek, lebih pipih ke arah bilateral dan lebih lebar ke arah dorsoventral, sehingga ikan ini kurang dapat berenang dengan cepat tetapi dapat lebih cepat membelok. Warnanya lebih terang dan tubuhnya tertutup oleh sisik tipe cycloid. Kulit atau cutis terdiri atas curium atau dermis dan epidermis. Corium terdiri atas jaringan ikat dan pada lapisan sebelah luar kulit terdapat epitelium. Pada ikan ini terdapat kelenjar lendir yang lendirnya dapat menyebabkan kulit menjadi licin.
b.    Anatomi
Pada pengamatan ikan mas terdapat Pankreas yang tidak terpisah dari hati, Jantung yang masih terdiri atas dua ruang, terletak di bawah faring, dalam ruang perikardial berfungsi dalam memompa darah ke seluruh tubuh ikan. Usus yang dipisahkan oleh klep pylorus yang disekitarnya terdapat tiga saluran kecil yang disebut caeca pylorus atau appendicus pylorus yang berfungsi sebagai alat sekresi atau absobs. Limpa merupakan bagian dari sistem sirkulasi dan berwarna merah, Ginjal yang terletak di antara gelembung udara dan vertebra, berfungsi sebagai organ ekskresi, Kloaka muara dari sistem pencernaan, ekskresi, dan reproduksi.
c.    Sistem respirasi
Ikan mas bernapas dengan insang. Ada 4 ruang pada satu sisi faring di bawah operkulum. Sebuah insang terdiri dari 2 baris filamen insang. Tiap filamen mempunyai banyak papan melintang yang tertutup oleh epitel tipis yang mengandung kapiler-kapiler di antara cabang-cabang arteri aferen dan eferen. Pada saat bernapas operkulum tertutup, sedangkan lengkung-lengkung insang membengkak ke arah lateral. Sementara itu, air masuk melalui mulut, dan katup oral tertutup, lengkung insang mengkerut, operkulum terangkat, dan air mengalir keluar melalui filamen. Darah dalam filamen melepaskan CO2  dan mengikat O­2 dari air. Ketika bernapas tidak ada air yang masuk kedalam mulut. Hanya ketika makan ikan memasukkan air bersama makanannya.
d.   istem sirkulasi
Jantung berkamar dua buah, di bawah faring, dalam ruang perikardial. Darah venos masuk ke dalam sinus venosus, terus ke aurikel yang berdinding tipis, terus ke ventrikel yang berdinding tebal, semuanya dipsahkan oleh katup-katup untuk mencegah aliran balik. Ventrikel berdenyut ritmis dan mendesak darah masuk ke dalam konus anterior, terus ke cabang-cabang arteri aferen, terus ke dalam kapiler-kapiler dalam filamen-filamen insang dan mendapat oksigen. Darah lalu terkumpul dalam cabang-cabang arteri aferen, terus ke aorta dorsal dan tersebar diseluruh kepala dan tubuh. Vena-vena utama adalh sepasang vena kardial anterior dan sepasang vena kardinal posterior, kemudian bersatu menjadi vena porta hepatis yang melewati hati.
e.    Sistem pencernaan
Rahang banyak mengandung gigi yang berguna untuk mengunyah makanan. Terdapat sejumlah kelenjar mucosa, tapi tidak terdapat kelenjar ludah. Lidah kecil melekat pada dasar rongga mulut dan merupakan alat yang membantu gerakan pernapasan. Pharynx pada celah insang banyak mengandung lembaran-lembaran insang yang terletak sebelah menyebelah dan selanjutnya saluran pencernaan makanan menuju ke oesophagus terus ke ventriculus. Antara ventriculus dan intestinum terdapat klep pylorus. Di daaerah sekitar pylorus terdapat tiga saluran kecil yang disebut caeca pylorus atau appendicus pylorus yang berfungsi sebagai alat sekresi atau absorbsi. Kecuali itu terdapat kelenjar pencernaan yang berupa hepar yang terletak dalam rongga badan sebelah anterior dan mengandung vesica felea yang bersaluran menuju ke intestinum, sedang kelenjar pancreas tidak terpisah dari hati.
 f.     Sistem reproduksi
Seks terpisah. Pada ikan jantan terdapat sepasang testis yanf membesar pada masa perkawinan. Melalui vasa defferensii sperma dikeluarkan lewat papilae urogenitalis. Pada hewan betina sel telur akan keluar dari ovari melalui oviduct yang selanjutnya keluar dari ovari melalui oviduct yang selanjutnya keluar melalui papilae urogenitalis. Pembuahan umumnya terjadi di luar tubuh.
g.    Habitat
Habitat dari ikan mas berada pada air tawar dan biasanya dipelihara dikolam atau aquarium.
h.    Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Ikan mas (Cyprinus carpio) adalah :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas              : Pisces
Ordo               : Teleotei
Famili              : Cyprinidae
Genus              : Cyprinus
Spesies            : Cyprinus carpio


BAB V
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah ikan mas (Cyprinus carpio) mewakili kelas Osteichthyes karena memiliki skeleton terutama tulang keras. Pada bagian morfologi terdapat celah mulut, mata, tutup insang, sirip dada, sirip perut, kloaka, sirip dubur, sirip ekor, sirip punggung, dan gurat sisi. Adapun secara anatomi ikan mas memiliki jantung, hati, pankreas, lambung, usus, gelembung udara, empedu, dan ginjal.

B.  Saran
Adapun saran untuk percobaan ini adalah sebaiknya praktikan memperhatikan bagian morfologi dan anatomi ikan mas yang di amati.


DAFTAR PUSTAKA

Ambeng, Alex pallingi, A. Pawelloi, dan Yasir Yasnidar. .Anatomi Perbandingan Hewan Vertebrata. Makassar: Universitas Hasanuddin, 2002.
Anonim, Mengenal vertebrata,http;//gurungeblog.wordpress.com  (30 November 2011)
Anonim,Osteichthyes. Wikipedia Ensiklopedia Bebas. http://www.wikipedia.org  (30 November 2011)
Campbell, dkk. Biologi Edisi kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga. 2003
Departemen Agama RI. Alquran dan terjemahnya. Bandung: CV. Penerbit J-ART, 2005.
Djarubito, Mukayat.  Zoologi Dasar.  Jakarta; Erlangga. 1989
Jasin, Maskoeri.  Zoologi Vertebrata. Surabaya; Wijaya utama. 1984
Kimball, Jhon W., Siti Tjitrosomo, dan Nawangsari Sugiri. Biologi Jilid 3 edisi ke 5. Jakarta; Erlangga. 2009




Related Posts

Subscribe Our Newsletter