Luas Minimum

A. Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan serta menguasai cara menentukan jumlah kuadrat minimum dari suatu vegetasi.

B. Dasar Teori
Komunitas atau vegetasi disebut luas minimum. Dalam mempelajari komunitas tumbuhan kita tidak mungkin melakukan penelitian pada seluruh area yang ditempati oleh komunitas, terutama apabila area tersebut sangat luas. Oleh karena itu kita dapat melakukan penelitian disebagian area komunitas tersebut dengan syarat begian tersebut dapat mewakili seluruh komunitas. Suatu metode untuk menentukan luas minimum suatu daerah disebut metode luas minimal. Metode ini juga dapat digunakan untuk mengetahui jumlah petak yang digunakan dalam metode tersebut (Heddy,1986).
Luas minimum adalah luas terkecil yang dapat mewakili karakteristik komunitas tumbuhan atau vegetasi secara keseluruhan. Luas minimum dan jumlah minimum dapat digabung dengan menentukan luas total dari jumlah minimum yang sesuai dengan luas minimum yang sudah didapat terlebih dahulu. Penyebaran individu suatu populasi mempunyai tiga kemungkinan yaitu penyebaran acak, penyebaran secara merata, dan penyebaran secara kelompok. Untuk mengetahui apakah penyebaran individu suatu polpulasi secara merata atau kelompok maka penentuan letak percontoh dalam analisis vegetasi dapat dibedakan dengan cara pendekatan yaitu penyebaran percontohan secara acak, penyebaran percontohan secara sistematik serta penyebaran secara semi acak dan semi sistematik (Rahardjanto,2001).
Pengaturan jarak secara acak atau random (penyebaran yang tidak dapat diprediksi dan tidak berpola) terjadi karena tidak adanya tarik menarik atau tolak menolak yang kuat di antara individu-individu dalam suatu populasi, posisi masing-masing individu tidak bergantung pada individu lain. Akan tetapi, secara keseluruhan pola acak tidak umum ditemukan di alam, sebagian besar populasi menunjukkan paling tidak suatu kecendrungan ke arah penyebaran terumpun atau penyebaran seragam (Campbell,2004).
Vegetasi menggambarkan perpaduan berbagai jenis tumbuhan di suatu wilayah atau daerah.Suatu tipe vegetasi menggambarkan suatu daerah dari segi penyebaran tumbuhan yang ada, baik secara ruang maupun waktu. Rawa-rawa, hutan, dan padang rumput dapat dijadikan contoh dari tipe vegetasi. Suatu tipe vegetasi kadangkala dibagi lagi menjadi beberapa komunitas yang predominan atau disebut asosiasi yaitu sekumpulan beberapa jenis tumbuhan yang tumbuh bersama-sama di suatu lingkungan. Komunitas tumbuhan (asosiasi) sering kali digunakan oleh para ahli ekologi untuk menjelaskan vegetasi. Sifat-sifat dasar yang dimiliki oleh suatu komunitas tumbuhan adalah mempunyai komposisi floristic yang tetap, fisiognomi (struktur, tinggi, penutupan, tajuk daun, dan sebagainya) yang relatif seragam, dan mempunyai penyebaran yang karakteristik dalam lingkungan atau habitat dengan ciri-ciri tertentu (Sastroutomo,2009).

A.  Metode Praktikum 
1. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis menulis, meteraran (mistar) dan patok.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah lahan atau komunitas dengan vegetasi yang heterogen dan kertas. 
2. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
  1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
  2. Menancapkan sebuah patok pada lahan yang akan dijadikan sampel sebagai patokan awal.
  3. Membuat bujur sangkar pada lahan sampel tersebut dengan menggunakan patok dengan ukuran 25 cm x 25 cm dan kemudian mencatat semua jenis tumbuhan yang terdapat di dalamnya.
  4. Menambah atau memperluas bujur sangkar yang telah dibuat sebelumnya menjadi 25 cm x 50 cm dan mencatat kembali penambahan spesies atau jenis tumbuhan yang ditemukan.
  5. Mengulangi hal yang sama untuk tiap-tiap penambahan luas bujur sangkar dari ukuran 25 cm x 25 cm, kemudian 50 cm x 50 cm dan selanjutnya hingga tidak terjadi lagi penambahan spesies atau jenis tumbuhan.
3. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Rabu,16 Januari 2013. Pukul : 08.00 – 10.00 WITA. Tempat : Lapangan depan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makasaar Samata-Gowa. 


D.  Hasil pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah :
1.    Pengamatan jenis spesies pada lahan persegi panjang
a.    Plot 1 ukuran 25cm X 25cm
1)   Semanggi gunung
2)   Putri malu (Mimosa pudica)
3)   Kacang babi (Vicia faba)
4)   Rumput keras
b.    Plot II Ukuran 25cm X 50cm
1)   Semanggi gunung
2)   Putri malu (Mimosa pudica)
3)   Kacang babi (Vicia faba)
4)   Rumput keras
5)   Ipomea sp
6)   Spesies A
c.    Plot III Ukuran 50cm X 75cm
1)   Semanggi gunung
2)   Putri malu
3)   Kacang babi (Vicia faba)
4)   Rumput keras
5)   Ipomea sp
6)   Spesies A
2.    Pengamatan jenis spesies pada lahan persegi
a.    Plot I ukuran 25cm X 25cm
1)   Putri malu
2)   Rumput keras
3)   Tapak lima (Mimosa pudica)
4)   Semanggi gunung
5)   Spesies A
b.    Plot II ukuran 50cm X 50cm
1)   Putri malu (Mimosa pudica)
2)   Rumput keras
3)   Tapak lima
4)   Semanggi gunung
5)   Spesies A
3.    Tabel Pengamatan
No
Ukuran Plot
Jumlah spesies
Jumlah spesies yang bertambah

1



2
Lahan persegi panjang
25cm X 25cm
25cm X 50cm
50cm X 75cm
Lahan persegi
25cm X 25cm
50cm X 50cm


4
6
6

5
5


-
2
-

-
-

 4.    Grafik
 E.  Pembahasan
Vegetasi sebagai salah satu komponen dari ekosistem yang dapat menggambarkan pengaruh dari kondisi-kondisi fakta lingkungan yang mudah di ukur dan nyata. Dalam mendeskripsikan vegetasi harus di mulai dari suatu titik pandang bahwa vegetasi merupakan suatu pengelompokan dari suatu tumbuhan yang hidup di suatu hidup tertentu yang mungkin dikarakterisasi baik oleh spesies sebagai komponennya maupun oleh kombinasi dan struktur serta fungsi sifat-sifatnya yang mengkarakterisasi gambaran vegetasi secara umum. Dalam mempelajari komunitas tumbuhan kita tidak dapat melakukan penelitian pada seluruh area yang ditempati komonitas, terutama apabila area itu cukup luas. Oleh karena itu kita dapat melakukan penelitian disebagian area komunitas tersebut dengan syarat bagian tersebut dapat mewakili sebagian komonitas yang ada. Luas area tempat tempat pengambilan contoh komunitas tumbuhan atau vegetasi sangat bervariasi, tergantung dari bentuk/ struktur vegetasi tersebut (Resosoedarmo,1984).
Dalam menentukan luas minimum dari suatu vegetasi dalam dilakukan dengan membuat plot hingga tidak terdapat lagi penambahan jumlah spesies. Adapun hasil pengamtan yang diperoleh yaitu pada plot berbentuk persegi panjang dengan ukuran 25 cm x 25 cm ditemukan adanya Semanggi gunung, putri malu, kacang babi, rumput keras. Plot 25cm x 50cm ditemukan spesies yang sama dengan plot sebelumnya namun terdapat penambahan 1 jenis spesies yaitu Ipomea sp. Plot ukuran 50cm X 75cm juga memiliki spesies yang sama dengan plot ukuran 25cm X 50cm dan tidak terdapat penambahan jenis spesies. Sedangkan pada pengamatan plot berbentuk persegi dengan ukuran 25cm X 25cm dan 50cm X 50cm ditemukan adanya jenis spesies yang sama meliputi putri malu, rumput keras, tapak lima, semanggi gunung.
Dengan memperhatikan grafik untuk plot yang berbentuk persegi (bujur sangkar) dan plot yang berbentuk persegi panjang dapat diketahui bahwa jumlah dari jenis tumbuhan pada setiap penambahan ukuran plot terdapat jenis spesies baru. Hal itu menunjukkan bahwa semakin luas ukuran plot maka semakin banyak jumlah dari jenis spesies dengan tingkat kemiripan yang sama dari tiap-tiap plot pada lahan yang dijadikan sampel penelitian. Maka dari itu Luasan plot mempunyai hubungan erat dengan keragaman jenis tumbuhan yang terdapat pada suatu area. Makin luas jangkauan dari pengamatan jenis spesies maka akan terdapat beragam jenis tumbuhan yang ditemukan pada area tersebut.

F.   Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini yaitu dalam menentukan luas minimum dari suatu vegetasi dapat dilakuakan dengan membuat plot dengan penambahan ukuran menjadi dua kali lipat dari ukuran plot semula hingga tidak terjadi lagi penambahan spesies atau jenis tumbuhan yang ditemukan dari penambahan ukuran plot tersebut. Dengan melakukan hal tersebut maka tingkat keberagaman dari suatu vegetasi dapat dianalisis pada suatu wilayah tertentu.

Daftar Pustaka
Campbell, Neil A., dkk. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 2004.
Heddy, Pengantar Ekologi. Bandung : Angkasa, 1986.
Rahardjanto, Dasar-Dasar Ekologi Tumbuhan. Malang : UMM Press, 2001
Sastroutomo, Soetikno. Ekologi Gulma. Jakarta: Erlangga, 2009.

Related Posts

Subscribe Our Newsletter