FISIOLOGI
HEWAN
SIFAT AKSI
REFLEKS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Susunan saraf
merupakan sistem yang berfungsi untuk mengatur berbagai fungsi organ di dalam
tubuh secara terintegrasi, sehingga memungkinkan makhluk hidup dapat
beradaptasi dengan perubahan lingkungan disekitarnya. Susunan saraf menerima
berbagai informasi dari dalam dan dari luar tubuh dan mengkoordinasi semua
aktivitas organ di dalam tubuh, sehingga memegang peranan dalam tingkah laku
subjektif suatu makhluk hidup (Halwatiah, 2009: h. 24).
Secara umum, sistem saraf tersusun atas
dua jenis sel yang utama: neuron dan sel-sel pendukung. Neuron adalah sel yang
sungguh-sungguh menghantarkan pesan di sepanjang jalur komunikasi sistem saraf.
Sisanya yang lebih banyak adalah sel-sel pendukung, disebut juga glia, yang
memberikan struktur dalam sistem saraf serta melindungi, menginsulasi, dan
secara umum membantu neuron (Campbell, 2004: h. 201).
Berdasarkan uraian singkat di atas,
maka dipandang perlu untuk mengkaji lebih dalam dengan melakukan percobaan
sifat aksi refleks pada manusia.
B. Tujuan
Adapun tujuan
dari praktikum ini adalah untuk mempelajari beberapa sifat dari berbagai
refleks sederhana.
C. Manfaat
Adapun manfaat
dari praktikum ini adalah praktikan dapat membedakan beberapa gerak refleks
yang terjadi dari beberapa perlakuan berbeda setelah diujikan pada manusia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Susunan saraf
merupakan struktur yang mampu menyusun dan mengatur dirinya sendiri (self-organizing
dan self-regulating). Sifat unik neuron ini
sebagian merupakan ekspresi yang unik dari gen dan sebagian lagi akibat
perkembangan dan pengalaman individu dari setiap makhluk hidup (Halwatiah,
2009: h. 24).
Secara umum, sistem saraf mempunyai tiga fungsi
yang saling tumpang-tindih: input sensoris, integrasi, dan output motoris.
Input adalah penghantaran atau kondisi sinyal dari reseptor sensoris, misalnya
sel-sel pendeteksi cahaya mata, kepusat integrasi. Integrasi adalah proses
penerjemahan informasi yang berasal dari stimulasi reseptor sensoris oleh
lingkungan, kemudian dihubungkan dengan respon tubuh yang sesuai. Sebagian
besar integrasi dilakukan dalam sistem saraf pusat (SSP) atau centralnervoussystem, CNS), yaitu otak
dan sumsum tulang belakang (pada vertebrata). Output motoris adalah penghantaran
sinyal dari pusat integrasi, yaitu SSP, ke sel-sel efektor (effectorcells), sel-sel otot atau kelenjar yang
mengaktualisasikan respons tubuh terhadap stimulasi tersebut. Sinyal tersebut
dihantarkan oleh saraf (nerve),
berkas mirip tali yang berasal dari penjuluran neuron yang terbungkus dengan
ketat dalam jaringan ikat(Campbell, 2004: h. 201).
Neuron mempunyai
struktur dan saluran yang bervariasi, namun memiliki struktur umum yang sama,
yaitu badan sel (soma) dan penjuluran sitoplasma yang disebut neurit, terdiri
dari akson dan dendrit (Halwatiah, 2009: h. 25).
Komunikasi
antara satu neuron dengan neuron lainnya atau dengan otot dan kelenjar melalui
proses transmisi sinaptik. Pada transmisi sinptik terjadi sinaps (hubungan)
dimana akson dari suatu neuron sel presinaps akan berhubungan dengan dendrit,
akson, atau badan sel neuron postsinaps. Terdapat dua jenis transmisi sinaptik:
transmisi sinaptik elektrik dan transmisi sinaptik kimiawi (Halwatiah, 2009: h.
29).
Neuron bereaksi
terhadap perubahan lingkungan (rangsang) dengan mengubah perbedaan potensial
listrik yang timbul diantara
permukaan dalam dan luar membran saraf. Sel dengan sifat ini disebut peka
rangsang. Neuron bereaksi dengan cepat terhadap rangsang dan perubahan
potensial listrik dapat terbatas pada tempat yang menerima rangsang saja atau dapat menyebar ke seluruh neuron melalui
membrannya. Penjalaran ini disebut impuls saraf, menghantarkan informasi ke
neuron lain, otot, dan kelenjar (Hala, 2007: h. 87).
Suatu refleks
adalah suatu respon automatis yang sederhana terhadap suatu rangsangan yang
hanya melibatkan beberapa neuron yang semuanya dihubungkan dengan tingkat umum
yang sama dalam sistem saraf pusat. Refleks yang ada pada waktu lahir dan lazim
bagi manusia disebut refleks turunan. Refleks lain yang dperoleh karena
pengalaman disebut refleks bersyarat. Sejumlah refleks melibatkan hubungan
antara banyak interneuron dalam sumsum tulang belakang. Sumsum tulang belakang
tidak hanya berfungsi dalam menyalurkan impuls dari dan ke otak (Armadi, 2012).
Gerak refleks
berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhada rangsangan
tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerak terjadi tanpa
disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau
batuk. Dimana gerak refleks ini merupakan gerak yang dihasilkan oleh jalur
saraf yang paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen dari neuron
sensorik interneuron dan neuron motorik, yang mengalirkan impuls saraf untuk
tipe refleks tertentu. Gerak refleks yang paling sederhananya, memerlukan dua
tipe sel saraf yaitu, neuron sensorik dan neuron motorik. Gerak refleks bekerja
bukanlah dibawah kesadaran dan kemauan seseorang (Pratama, 2012).
BAB III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
A. Waktu
dan Tempat
Adapun waktu
dan tempat dilaksanakannya praktikum ini pada hari/tanggal kamis, 7 Juni 2012. Pukul 15:00 WITA -
selesai. Tempat Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Lantai II Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Samata-Gowa.
B.
Alat dan bahan
1.
Alat
Adapun alat yang digunakan
pada praktikum ini adalah palu ketok dan sepotong tongkat.
Adapun bahan yang
digunakan pada praktikum ini adalah sampel orang.
C.
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adalah :
- Refleks sinar cahaya dan pupil. Menutup kedua mata selama 1 sampai 2 menit. Membuka dengan cepat dan memperhatikan perubahan pupil yang terjadi.
- Refleks silio-spinal. Mencubit tengkuk beberapa saat, kemudian memperhatikan dilatasi pupil.
- Refleks akomodasi. Memandang berturut-turut benda jarak dekat dan jauh. Lalu memperhatikan perubahan pupil.
- Refleks telapak tangan. Meletakkan benda kecil berbentuk silinder (sepotong tongkat pada telapak tangan. Memperhatikan bahwa tangan menutup memegang benda tersebut.
- Refleks patella. Mengetuk ligamentum patella sewaktu subjek sedang duduk dengan lutut disilangkan. Ulangi sekali lagi selagi subjek mengepalkan tinju kuat-kuat atau selagi membaca.
- Refleks telapak kaki. Menggelitik atau menekan dengan alat tumpul telapak kaki subjek. Memperhatikan efek pada jari-jari kaki.
- Refleks bersin. Mengusahakan bersin kuat-kuat. Lalu memperhatikan aksi-aksi kelopak mata, bahu dan lain-lain.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum
ini adalah :
No.
|
Sifat Refleks
|
Perubahan
|
Keterangan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Refleks sinar cahaya
Refleks silio-Spinal
Refleks akomodasi
Refleks patella
Refleks tapak tangan
Refleks jari kaki
Refleks bersin
|
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
|
Pupil mengecil
Pupil membesar
Mengkerut/mengecil
Sakit/keram
Berkerut
Jari-jari kaki
bergerak
Kelopak mata menutup
& bahu terangkat
|
B. Pembahasan
Adapun pembahasan dari praktikum ini
adalah gerak refleks dapat digambarkan sebagai respon yang spontan dan automatik
terhadap suatu rangsangan tanpa melibatkan otak. Dalam pengertian yang lebih
luas refleks merupakan mekanisme yang melalui semua aktivitas tubuh.
1.
Refleks sinar cahaya
Refleks sinar cahaya
adalah gerak refleks yang terjadi pada pupil. Mata sebagai reseptor rangsangan
harus menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam pupil. Pada pengamatan tersebut
terdapat perubahan pupil dari keadaan normal menjadi mengecil setelah menutup
mata selama 1-2 menit kemudian membukanya. Hal ini disebabkan karena cahaya adalah
salah satu bentuk stimulus atau rangsangan yang dapat menimbulkan perubahan
impuls.
2.
Refleks silio-spinal
Refleks silio-spinal merupakan gerak
refleks yang berhubungan langsung dengan sistem saraf perifer atau sistem saraf
tepi. Sistem ini tersusun atas neuron-neuron yang aksonnya menjalar dari sistem
saraf pusat menuju organ. Pada pengamatan tersebut terdapat perubahan pupil
dari keadaan normal menjadi membesar setelah mencubit tengkuk. Hal ini terjadi
karena pada tengkuk terdapat saraf penghubung yang menghubungkan neurun pada
bagian tengkuk kepusat sistem saraf dan pupil mata sebagai efektor dari
rangsangan yang diberikan.
3.
Refleks akomodasi
Refleks akomodasi
adalah gerak refleks yang terjadi pada pupil. Mata sebagai reseptor rangsangan
harus menyesuaikan posisi benda yang dekat dengan posisi benda yang jauh. Pada
pengamatan tersebut pupil mata akan mengecil jika melihat benda pada posisi
yang jauh dari mata sedangkan pupil mata akan membesar jika melihat benda pada
posisi yang dekat dari mata. Hal ini disebabkan karena adanya rangsangan berupa cahaya yang diterima oleh
pupil. Proses ini melewati lengkung saraf dengan satu sinaps sehingga termasuk
refleks monosinaps.
4.
Refleks patella
Refleks patella adalah gerak refleks
yang terjadi disekitar daerah lutut. Pada pengamatan tersebut terdapat
perubahan refleks pada lutut setelah diketuk berupa rasa sakit dan keram. Hal
ini disebabkan karena pada daerah ligamentum terdapat saraf somasensorik yang
berkapsula. Somatosensorik terdapat di daerah persendiaan disebut korpuskula
veter-pecini. Reseptor ini tersebar diseluruh tubuh di jaringan subkutan dan
jaringan pengikat tendon.
5.
Refleks tapak tangan
Refleks tapak tangan adalah gerak
refleks yang terjadi pada daerah telapak tangan. Pada pengamatan tersebut terdapat
perubahan refleks pada telapak tangan, ketika sebuah benda diletakkan diatas
telapak tangan lalu benda tersebut dileaskan maka secara langsung telapak
tangan akan menutup atau mengepal saat
memegang benda tersebut. Hal ini disebabkan karena karena pada telapak tangan
terdapat terminalis serabut saraf somatosensorik berupa reseptor berkapsul yang
dapat menerima rangsangan raba.
6.
Refleks jari kaki
Refleks jari
kaki adalah gerak refleks yang terjadi pada daerah jari-jari kaki. Pada
pengamatan tersebut terdapat perubahan refleks setelah menggelitik telapak kaki
pada jari-jari kaki berupa gerakan. Hal ini disebabkan karena pada telapak kaki
terdapat reseptor berupa alat markel yang pada ujungnya terdapat terminal saraf menyerupai cagak yang menopang
sel epidermis. Refleks ini melibatkan banyak efektor yang ikut bergerak, karena
banyak melibatkan sinaps sehingga refleks ini termasuk dalam refleks
polisinaps.
7.
Refleks bersin
Refleks bersin adalah gerak refleks
yang terjadi ketika seseorang bersin secara tiba-tiba, setiap orang akan
menunjukkan respon yang berbeda, prosesnya melibatkan banyak sinaps. Pada
pengamatan tersebut terdapat perubahan refleks setelah bersin yaitu kelopak
mata menutup dan bahu terangkat. Hal ini terjadi dari jalur respon eferen menuju
pusat saraf yang kemudian berhubungan dengan sinaps lain yang kemudian
melanjutkan atau menyampaikan reaksi melalui saraf eferen ke efektor. Reaksi
ini akan menunjukkan respon yang berbeda pada efektor lain pada tubuh, seperti
gerakan tangan, punggung dan mata, dengan melihat hal ini maka respon refleks
bersin termasuk dalam refleks polisinaps.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini
adalah gerak refleks terdiri atas dua yaitu gerak refleks monosinaps dan
polisinaps. Gerak refleks monosinaps adalah gerak refleks yang hanya melewati
lengkung saraf dengan satu sinaps. Gerak refleks monosinaps meliputi refleks
cahaya, refleks silio-spinal, refleks akomodasi, refleks telapak tangan,
refleks telapak kaki, dan refleks bersin. Sedangkan, gerak refleks polisinaps
adalah gerak refleks yang melalui banyak sinaps sehingga antara neuron yang
satu dengan yang lain dapat bersambung dan sinyal baru diterima. Gerak refleks
polisinaps yaitu refleks patella.
B. Saran
Adapun saran untuk praktikum ini adalah
sebaiknya praktikan memperhatikan setiap perubahan gerak refleks yang terjadi
agar mengetahui perbedaan dari setiap efektor ketika merespon impuls
rangsangan.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. Jane
B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell, Biologi
Edisi ke 5 Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 2004.
Hala,
Yusminah. Biologi Umum 2.
Makassar: Alauddin press, 2007.
Halwatiah, Fisiologi.
Makassar: Alauddin press, 2009.