A. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini
adalah :
1. Untuk menentukan golongan darah
masing-masing prakikan.
2. Mengamati reaksi antigen dan
antibodi (serum darah).
B. Landasan Teori
Sistem-sistem genetik yang selama ini diajukan dibatasi
sampai pada satu pasang alel. Jumlah sel maksimum pada suatu lokus gen yang
dimiliki setiap individu adalah dua, satu pada satiap kromosom homolog. Bila
kita mendengar kata alel, maka dalam pikiran kita selalu terbayang sepasang gen
yang terdiri dari 2 anggota, yang masing-masing terletak pada lokus yang sama
dalam pasangan kromosom yang homolog. Letak gen pada kromosom dikenal dengan
istilah Lokus. Seperti kita ketahui variasi-variasi baru terjadi karena
timbulnya mutasi gen. Tetapi gen yang bermutasi tidak selalu menghasilkan
varian yang sama. Misalnya gen A bermutasi menjadi a1, a2 atau a3, yang
masing-masing menghasilkan fenotipe yang berlainan. Dengan demikian mutasi gen
A dapat menghasilkan 4 maacam varian,sedangkan anggota alelnya bukan hanya 2,
tetapi ada 4 yaitu A, a1, a2 dan a3. satu pasang alel, maka disebut alel ganda.
Contoh alel ganda yang sudah banyak dikenal ialah sistem golongan darah ABO
pada manusia (Suryo,2005).
Sebuah gen dapat memiliki lebih dari sebuah alel. Alel-alelnya disebut alel
ganda (multiple allele). Sedangkan peristiwa dimana sebuah gen dapat
mempunyai lebih dari satu alel di sebut multiple allelomophi. Contoh
umum alel ganda ialah alel s, yang berperan dalam mempengaruhi sterilisasi. Ada
dua macam sterilisasi yang dapat disebabkan oleh alel s, yaitu sterilisasi
sendiri (self sterility) dan sterilitas silang (cross strerility).
Mekanisme terjadinya sterilisasi oleh alel s pada garis besarnya berupa
kegagalan, akibatnya adanya semacam reaksi antigen– antibodi (Tamrin, 2011).
Alel ganda
(multiple alleles) adalah
adanya lebih dari satu alel pada lokus yang sama.
Pada manusia, hewan dan tumbuhan dikenal
beberapa sifat keturunan yang ditentukan oleh suatu seri alel ganda. Golongan
darah ABO yang ditemukan oleh Landsteiner pada tahun 1900 dan faktor Rh yang
ditemukan oleh Landsteiner bersama Weiner pada tahun 1942 juga ditentukan oleh
alel ganda. Untuk golongan darah tipe ABO misalnya, dikenal oleh alel ganda IA,
IB, dan i. Sebagaimana kita ketahui bahwa pengertian alel ganda ialah bahwa
dalam suatu populasi individu jumlah jenis alel pada suatu lokus terdapat lebih
dari dua. Contoh yang sudah cukup luas dikenal ialah golongan darah pada
manusia (Hartati,2002).
Golongan darah adalah ciri
khusus darah dari
suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan
protein pada
permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang
paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini
sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain
antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah
dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi
imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian (Yatim,2003).
C. Metode Praktikum
1. Alat dan Bahan
a. Alat
Adapun
alat yang digunakan dalam prakikum ini adalah, gelas preparat, lancet
b. Bahan
Adapun
bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Serum α, serum β, kapas, dan alkohol
2. Cara kerja
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan
b. Menekan lancet pada ujung jari,
kemudian ujung menekan jari untuk mengeluarkan darahnya
c. Menitikkan darah di dua bagian tempat
di permukaan gelas preparat
d. Meneteskan Serum A pada titik I dan
meneteskan serum B pada titik II
e. Memperhatikan penggumpalan yang
mungkin terjadi pada salah satu titik atau di kedua itik atau malah tak terjadi penggumpalan.
f. Membuat analisis dan kesimpulannya.
3. Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal Rabu, 16 Januari 2013. Pukul : 13.00 – 15.00
WITA. Tempat : Laboratorium Zoologi
Lantai II Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Samata – Gowa.
D. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari praktikum
ini adalah :
1.
Tabel pengamatan jenis golongan darah
a.
Data kelompok
No
|
Nama
|
Golongan Darah
|
Antibodi
|
||||
A
|
B
|
AB
|
O
|
α
|
β
|
||
1
2
3
4
5
6
|
Andi Te’ne Hasriana
Ayu Lestari
Hafizhah Al Amanah
Hasmawati
Ija Mustika Sari
Muh. Alamsyah
|
+
+
|
+
|
+
+
+
|
+
+
|
+
|
b.
Data kelas
No
|
Nama
|
Golongan Darah
|
Antibodi
|
||||
A
|
B
|
AB
|
O
|
α
|
β
|
||
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
|
Muh. Aldhy
Abd Rukman
Andi Nur fadhilah
Andi Te’ne Hasriana
Asbar Hamzah
Ayu Lestari
Devi Armita
Fatimasari
Firmansyah
Hafizhah Al Amanah
Hajrah
Hasmawati
Hastina
Hasnah D.
Ika Wardani
Indrawati
Ija Mustika Sari
Irda
Harlina
Luthfiah Rahim
Muh. Alamsyah
Uswatul Hasanah
|
+
+
+
+
+
+
+
|
+
+
+
+
+
+
+
|
+
+
+
+
+
+
+
+
|
+
+
+
+
+
+
+
|
+
+
+
+
+
+
|
2. frekuensi
fenotip golongan darah data kelas
·
Golongan darah A = (Jumlah golda A : Jumlah populasi) x 100%
= (7:22) x 100%
= 31,81%
·
Golongan darah B = (Jumlah golda B : Jumlah populasi) x 100%
= (7:22) x 100%
= 31,81%
·
Golongan darah AB = (Jumlah golda AB : Jumlah populasi) x 100%
= (0:22) x 100%
= 0%
·
Golongan darah O = (Jumlah golda O : Jumlah populasi) x 100%
= (8:22) x 100%
= 36,36%
E. Pembahasan
Golongan darah manusia ABO ditentukan oleh alel-alel I°,IA
dan IB. Alel I° resesif terhadap IA dan IB.
Alel IA dan IB bersifat kodomain, sehingga IB
tidak dominan terhadap IA dan sebaliknya IA tidak dominan
terhadap IB. Interaksi antara alel I°, IA dan IB
menghasilkan 4 fenotip golongan darah, yaitu O, A, B dan AB. Gen I menghasilkan
suatu molekul protein yang disebut
Isoaglutinin yang terdapat pada permukaan sel darah merah. Orang dengan
alel IA dapat membentuk aglutinogen
atau antigen yang disebut antigen-A dalam eritrosit yang kemudian
dapat bereaksi dengan antibodi atau aglutinin
atau anti-B yang terdapat di
dalam serum atau plasma darah. Orang dengan alel IB dapat membentuk antigen-B dalam eritrosit, dan zat anti-A dalam serum darah.
Golongan darah A dapat ditentukan genotipnya yaitu IAi
atau IAIA, sedangkan untuk golongan darah B genotinya
adalah IBi, atau IBIB. Pada golongan darah AB
memiliki genotip IAIB, sedangkan golongan darah O
memiliki genotip ii, penentuan genotip ini didasarkan atas alel ganda yang
dimiliki.
Adapun pengamatan golongan darah dibagi menjadi dua data
yakni data kelompok dan data kelas namun data golongan darah kelas telah
mencakup data golongan darah kelompok dari setiap praktikan. Berdasarkan hasil tes
golongan darah diperoleh hasil :
1. Praktikan
yang bergolongan darah A ada tujuh orang. Saat darah ditetesi antibodi A
menggumpal dan antibodi B tidak menggumpal yang menandakan bahwa praktikan
tersebut bergolongan darah A yang mempunyai antigen A. Persentase
praktikan bergolongan darah A adalah 31,81%,
2. Praktikan
yang bergolongan darah B ada tujuh orang. Saat darah ditetesi antibodi A tidak menggumpal
dan antibodi B menggumpal yang menandakan bahwa praktikan tersebut bergolongan
darah B yang mempunyai antigen B. Persentase
praktikan bergolongan darah B adalah 31,81%,
3. Praktikan
yang bergolongan darah O ada tujuh orang. Saat darah ditetesi antibodi A dan B
tidak menggumpal yang menandakan bahwa praktikan tersebut bergolongan darah O
yang tidak mempunyai antigen A dan B. Persentase
praktikan bergolongan darah O adalah 36,36%
4. Tidak
terdapat praktikan yang bergolongan darah AB. Hanya saja seseorang yang
bergolongan darah AB saat darahnya ditetesi antibodi A dan B akan menggumpal
yang menandakan bahwa orang tersebut bergolongan darah AB yang mempunyai
antigen A dan B.
F. Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1. Golongan darah dari setiap praktikan setelah
dilakukan uji golongan darah maka setiap praktikan memiliki jenis golongan
darah yang berbeda-beda setiap orangnya yang disebabkan adanya perbedaan
genotip dari kombinasi oleh tiga jenis alel berbeda yaitu IA, IB,
dan IO yang menetukan jenis dari golongan darah setiap praktikan.
2. Reaksi dari dua jenis anti bodi A dan B pada
jenis-jenis darah berbeda. Darah bergolongan A memiliki antigen A dan akan
menggumpal ketika ditetesi antibodi A. Darah bergolongan B memiliki antigen B
dan akan menggumpal ketika ditetesi antibodi B. Darah bergolongan AB meiliki
antigen A dan B dan akan menggumpal ketika ditetesi antibodi A dan B. Serta
arah bergolongan O tidak memiliki antigen A dan B dan tidak akan menggumpal
ketika ditetesi antibodi A dan B.
G. Daftar Pustaka
Hartati, Rekayasa Genetika. Malang: UMM Press, 2002.
Suryo. Genetika Strata 1. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2005.
amrin Gen Ganda, Blog Tamring. http://tamring-blog.blogspot.com (22 Januari 2013)
Yatim, Wildan, Genetika.
Bandung: Tarsito, 2003.