A. Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami dan menjelaskan serta menguasai
cara menentukan jumlah kuadrat minimum dari suatu vegetasi.
B. Dasar Teori
Keanekaragaman
hayati khususnya tanaman atau tumbuhan yang berada di selatan wilayah
Indonesia, biasanya menjadi salah satu sumber pokok kehidupan para petani
sebagai mata pencahariannya. Upaya pemanfaatan tanaman atau tumbuhan bagi
masyarakat terlebih dahulu diadakan inventarisasi dengan tujuan mengetahui
potensi fungsi, peranan dan manfaat yang ada dari bagian organ dari tanaman. Beberapa
tipe lahan memiliki berbagai fungsi ekologis, terutama dalam menyimpan
keanekaragaman hayati. Belukar merupakan lahan yang diberakan dan mengalami
suksesi dengan masuknya jenis-jenis tumbuhan secara alami mulai dari komponen
pionir hingga suksesi lanjut. Keanekaragaman jenis anakan pohon di agrofores
dapat mendekati keanekaragaman pohon di hutan (Indriyanto.2006).
Vegetasi
atau komunitas secara dramatis berbeda-beda dalam kekayaan spesiesnya (species richness), jumlah spesies yang mereka miliki. Mereka juga berbeda
dalam hubungannya dengan kelimpahan relatif (relative abundance)
spesies. Beberapa komunitas terdiri dari beberapa spesies yang umum dan
beberapa spesies yang jarang, sementara yang lainnya mengandung jumlah spesies
yang sama dengan spesies yang semuanya umum ditemukan (Campbell,2004).
Untuk mempelajari suatu
kelompok hutan yang luas dan belum diketahui keadaan sebelumnya paling baik
digunakan cara jalur transek. Cara ini paling efektif untuk mempelajari
perubahan keadaan vegetasi menurut keadaan tanah, topografi dan elevasi.
Jalur-jalur contoh dibuat memotong garis – gasris topografi, misalnya dari tepi
laut kepedalaman memotong sungai dan mendaki atau menurun lereng pegunungan.
Transek adalah jalur sempit meintang
lahan yang akan dipelajari/ diselidiki. Metode Transek bertujuan untuk
mengetahui hubungan perubahan vegetasi dan perubahan lingkungan serta untuk
mengetahui hubungan vegeterasi yang ada disuatu lahan secara cepat (Soerinegara,1988).
Luas
daerah dalam satuan kecil yaitu komunitas atau vegetasi yang sangat bervariasi
keadaannya. Keberadaannya merupakan himpunan dan spesies populasi yang sangat
berinteraksi dengan banyak faktor lingkungan yang khas untuk setiap vegetasi,
cara mengamati komunitas atau vegetasi tersebut dan berapa banyak sampel yang
harus di amati sehingga dikatakan representatif bila di dalamnya terdapat semua
atau sebaagian besar jenis tumbuhan yang membentuk komunitas atau vegetasi
tersebut. Daerah minimal yang mencerminkan kekayaan. Komunitas atau vegetasi disebut
luas jumlah kuadrat minimum (Syafei,1990).
Beberapa
metodologi yang umum dan sangat efektif serta efisien jika digunakan untuk
penelitian, yaitu metode kuadrat, metode garis, metode tanpa plot dan metode
kwarter. Akan tetapi dalam praktikum kali ini hanya menitik beratkan pada
penggunaan analisis dengan metode kuadrat (Syafei,1990).
C. Metode Praktikum
1. Alat
dan Bahan
Adapun
alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis menulis dan satu seri plot (terdiri dari 3 plot berukuran
1 x 1 meter).
Adapun
bahan yang digunakan adalah lahan atau komunitas dengan vegetasi yang
heterogen.
2. Cara
Kerja
Adapun
cara kerja praktikum ini adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan
alat yang akan digunakan serta sebuah lahan yang akan dihitung tingkat
vegetasinya.
b. Menyebarkan
secara acak satu seri plot dan mencatat jenis serta jumlah tanaman pada seri
plot.
c. Kemudian
menyebarkan lagi seri plot tersebut dan mencatat kembali jenis serta jumlah
tanamannya.
d. Melakukan
prosedur di atas sampai 10 x pengamatan.
e. Kemudian
menyusun seri plot tadi berdasarkan jumlah jenis tanaman dari jumlah sedikit ke
jumlah yang banyak, tanpa memperhatikan seri plot mana yang lebih dulu diambil.
f.
Membuat grafik.
3. Waktu
dan Tempat
Hari/ Tanggal : Rabu, 16 Januari 2013. Pukul : 08.00 -
10.30 WITA. Tempat : Lapangan Depan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar Samata-Gowa.
D. Hasil pengamatan
Adapun
hasil pengamatan pada praktikum ini adalah :
1. Seri
A
a. Rumput
keras
b. Spesies
A
c. Spesies
B
d. Spesies
C
2. Seri
B
a. Kacang
babi (Vicia faba L)
b. Putri
malu (Mimosa pudica)
c. Spesies
A
d. Spesies
B
e. Spesies
C
3. Seri
C
a. Rumput
keras
b. Spesies
A
c. Spesies
B
4. Seri
D
a. Rumput
keras
b. Kacang
babi (Vicia faba L)
c. Spesies
A
d. Ilalang
5. Seri
E
a.
Sida acuta
b. Spesies
A
6. Seri
F
a. Rumput
keras
b. Spesies
A
7. Seri
G
a. Rumput
keras
b. Ilalang
c. Kacang
babi (Vicia faba L)
d. Spesies
A
8. Seri
H
a. Rumput
keras
b. Ilalang
c.
Sida
acuta
d. Spesies
A
e. Spesies
B
f. Spesies
C
9. Seri
I
a. Rumput
keras
b. Spesies
A
c. Spesies
B
10. Seri
J
a. Rumput
keras
b. Spesies
A
c. Spesies
B
Grafik Jumlah Kuagrat Minimum
E. Pembahasan
Beragamnya
makluk hidup yang hidup pada suatu lingkungan terutama untuk jenis tumbuhan
maka mengharuskan kita untuk melakukan penelitian guna mengetahui jumlah
keragaman komunitas pada suatu populasi tertentu tanpa harus mengukur atau
bahkan memilah jenis-jenis tanaman satu persatu (Syafei,1990).
Pada
pengamatan yang telah dilakukan memperlihatkan data dengan hasil jumlah
vegetasi yang ditemukan adalah 8 spesies, dengan diantaranya spesies yang telah
teridentifiksasi dan belum teridentifikasi. Vegetasi yang berhasil di identifikasi
adalah dari rumput-rumputan dan tumbuhan semak yaitu rumput keras, ilalang,
sida acuta, kacang babi, dan putri malu. sedangkan 3 spesies lainnya belum
diketahui berasal dari vegetasi jenis yang mana sehingga spesies tersebut hanya
diberi simbol dengan huruf abjad.
Untuk seri plot yang memiliki jumlah jenis tumbuhan terendah pada plot seri
E dan F yaitu sebanyak 2 jenis pada masing masing plot yaitu sida acuta dan
spesies A pada plot E serta rumput keras dan spesies A pada plot F. Plot seri
C, I, dan J masing-masing ditemukan 3 jenis spesies. plot seri A, D, dan G masing-masing ditemukan 4 jenis spesies. Plot
seri B ditemukan 5 jenis spesies. Adapun plot seri H yang memiliki jumlah
spesies terbanyak dari beberapa seri plot meliputi rumput
keras, ilalang, Sida acuta, spesies
A, spesies B, dan spesies C. Dari jumlah keseluruhan plot seri yang ada maka
jenis spesies yang paling dominan ditemukan adalah rumput keras dan spesies A
dari wilayah tersebut.
F.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan pada praktikum ini yaitu jumlah kuadrat minimum merupakan suatu
metode yang digunakan untuk mengetahui jumlah dan banyaknya penyabaran tanaman
dalam suatu vegetasi tanpa harus mengukur atau menghitung seluruh areal
vegetasi tersebut. Aplikasi dari metode ini sangat membantu dalam menentukan
variasi dan keberagaman spesies atau vegetasi dari suatu wilayah komunitas. Sebab
dengan adanya suatu jenis spesies tertentu yang paling dominan ditemukan pada
suatu lingkungan dapat menjadi indikator terhadap jenis spesies yang mendominasi
pada suatu wilayah dan lingkunagn tersebut.
Daftar
Pustaka
Campbell, Neil A, Dkk. Biologi Edisi Kelima Jilid III. Jakarta:
Erlangga, 2013.
Indriyanto. Ekologi Hutan. Jakarta : Bumi Aksara.
2006.
Soerinegara. Ekologi Hutan. Bandung : IPB, 1988.
Syafei,
Eden Surasana. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung:
ITB Press, 1990.