A.
Tujuan
Hari/Tanggal : Rabu,16 Januari 2013. Pukul : 08.00 – 10.00 WITA. Tempat : Lapangan depan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makasaar Samata-Gowa.
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah mahasiswa mampu
memahami dan menjelaskan serta menguasai cara menentukan jumlah kuadrat minimum
dari suatu vegetasi.
B.
Dasar Teori
Komunitas atau vegetasi disebut luas minimum. Dalam
mempelajari komunitas tumbuhan kita tidak mungkin melakukan penelitian pada
seluruh area yang ditempati oleh komunitas, terutama apabila area tersebut
sangat luas. Oleh karena itu kita dapat melakukan penelitian disebagian area
komunitas tersebut dengan syarat begian tersebut dapat mewakili seluruh
komunitas. Suatu metode untuk menentukan luas minimum suatu daerah disebut
metode luas minimal. Metode ini juga dapat digunakan untuk mengetahui jumlah
petak yang digunakan dalam metode tersebut (Heddy,1986).
Luas minimum adalah luas terkecil yang dapat mewakili
karakteristik komunitas tumbuhan atau vegetasi secara keseluruhan. Luas minimum
dan jumlah minimum dapat digabung dengan menentukan luas total dari jumlah
minimum yang sesuai dengan luas minimum yang sudah didapat terlebih dahulu.
Penyebaran individu suatu populasi mempunyai tiga kemungkinan yaitu penyebaran
acak, penyebaran secara merata, dan penyebaran secara kelompok. Untuk
mengetahui apakah penyebaran individu suatu polpulasi secara merata atau
kelompok maka penentuan letak percontoh dalam analisis vegetasi dapat dibedakan
dengan cara pendekatan yaitu penyebaran percontohan secara acak, penyebaran
percontohan secara sistematik serta penyebaran secara semi acak dan semi
sistematik (Rahardjanto,2001).
Pengaturan jarak secara acak atau
random (penyebaran yang tidak dapat diprediksi dan tidak berpola) terjadi
karena tidak adanya tarik menarik atau tolak menolak yang kuat di antara
individu-individu dalam suatu populasi, posisi masing-masing individu tidak
bergantung pada individu lain. Akan tetapi, secara keseluruhan pola acak tidak
umum ditemukan di alam, sebagian besar populasi menunjukkan paling tidak suatu
kecendrungan ke arah penyebaran terumpun atau penyebaran seragam (Campbell,2004).
Vegetasi
menggambarkan perpaduan berbagai jenis tumbuhan di suatu wilayah atau
daerah.Suatu tipe vegetasi menggambarkan suatu daerah dari segi penyebaran
tumbuhan yang ada, baik secara ruang maupun waktu.
Rawa-rawa, hutan, dan padang rumput dapat dijadikan contoh dari tipe vegetasi. Suatu tipe vegetasi kadangkala dibagi lagi menjadi beberapa komunitas yang
predominan atau disebut asosiasi yaitu sekumpulan beberapa jenis tumbuhan yang
tumbuh bersama-sama di suatu lingkungan. Komunitas tumbuhan
(asosiasi)
sering kali digunakan oleh para ahli ekologi untuk menjelaskan vegetasi. Sifat-sifat dasar yang dimiliki oleh suatu komunitas tumbuhan adalah
mempunyai komposisi floristic yang tetap, fisiognomi
(struktur, tinggi, penutupan, tajuk daun,
dan sebagainya)
yang relatif seragam, dan mempunyai penyebaran yang karakteristik dalam
lingkungan atau habitat dengan ciri-ciri tertentu
(Sastroutomo,2009).
A. Metode Praktikum
1. Alat dan Bahan
1. Alat dan Bahan
Adapun
alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis menulis, meteraran
(mistar) dan patok.
Adapun
bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah lahan atau komunitas dengan
vegetasi yang heterogen dan kertas.
2. Cara Kerja
2. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah
sebagai berikut :
- Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
- Menancapkan sebuah patok pada lahan yang akan dijadikan sampel sebagai patokan awal.
- Membuat bujur sangkar pada lahan sampel tersebut dengan menggunakan patok dengan ukuran 25 cm x 25 cm dan kemudian mencatat semua jenis tumbuhan yang terdapat di dalamnya.
- Menambah atau memperluas bujur sangkar yang telah dibuat sebelumnya menjadi 25 cm x 50 cm dan mencatat kembali penambahan spesies atau jenis tumbuhan yang ditemukan.
- Mengulangi hal yang sama untuk tiap-tiap penambahan luas bujur sangkar dari ukuran 25 cm x 25 cm, kemudian 50 cm x 50 cm dan selanjutnya hingga tidak terjadi lagi penambahan spesies atau jenis tumbuhan.
Hari/Tanggal : Rabu,16 Januari 2013. Pukul : 08.00 – 10.00 WITA. Tempat : Lapangan depan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makasaar Samata-Gowa.
D. Hasil pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah :
1. Pengamatan
jenis spesies pada lahan persegi panjang
a. Plot
1 ukuran 25cm X 25cm
1) Semanggi
gunung
2) Putri
malu (Mimosa pudica)
3) Kacang
babi (Vicia faba)
4) Rumput
keras
b. Plot
II Ukuran 25cm X 50cm
1) Semanggi
gunung
2) Putri
malu (Mimosa pudica)
3) Kacang
babi (Vicia faba)
4) Rumput
keras
5) Ipomea
sp
6) Spesies
A
c. Plot
III Ukuran 50cm X 75cm
1) Semanggi
gunung
2) Putri
malu
3) Kacang
babi (Vicia faba)
4) Rumput
keras
5) Ipomea
sp
6) Spesies
A
2. Pengamatan
jenis spesies pada lahan persegi
a. Plot
I ukuran 25cm X 25cm
1) Putri
malu
2) Rumput
keras
3) Tapak
lima (Mimosa pudica)
4) Semanggi
gunung
5) Spesies
A
b. Plot
II ukuran 50cm X 50cm
1) Putri
malu (Mimosa pudica)
2) Rumput
keras
3) Tapak
lima
4) Semanggi
gunung
5) Spesies
A
3. Tabel
Pengamatan
No
|
Ukuran Plot
|
Jumlah spesies
|
Jumlah spesies
yang bertambah
|
1
2
|
Lahan persegi panjang
25cm
X 25cm
25cm
X 50cm
50cm
X 75cm
Lahan persegi
25cm
X 25cm
50cm
X 50cm
|
4
6
6
5
5
|
-
2
-
-
-
|
4. Grafik
E. Pembahasan
Vegetasi sebagai salah satu komponen
dari ekosistem yang dapat menggambarkan pengaruh dari kondisi-kondisi fakta
lingkungan yang mudah di ukur dan nyata. Dalam mendeskripsikan vegetasi harus
di mulai dari suatu titik pandang bahwa vegetasi merupakan suatu pengelompokan
dari suatu tumbuhan yang hidup di suatu hidup tertentu yang mungkin
dikarakterisasi baik oleh spesies sebagai komponennya maupun oleh kombinasi dan
struktur serta fungsi sifat-sifatnya yang mengkarakterisasi gambaran vegetasi
secara umum. Dalam mempelajari komunitas tumbuhan kita tidak dapat melakukan
penelitian pada seluruh area yang ditempati komonitas, terutama apabila area
itu cukup luas. Oleh karena itu kita dapat melakukan penelitian disebagian area
komunitas tersebut dengan syarat bagian tersebut dapat mewakili sebagian
komonitas yang ada. Luas area tempat tempat pengambilan contoh komunitas
tumbuhan atau vegetasi sangat bervariasi, tergantung dari bentuk/ struktur
vegetasi tersebut (Resosoedarmo,1984).
Dalam menentukan luas minimum dari
suatu vegetasi dalam dilakukan dengan membuat plot hingga tidak terdapat lagi
penambahan jumlah spesies. Adapun hasil pengamtan yang diperoleh yaitu pada
plot berbentuk persegi panjang dengan ukuran 25 cm x 25 cm ditemukan adanya Semanggi
gunung, putri malu, kacang babi, rumput keras. Plot 25cm x 50cm ditemukan
spesies yang sama dengan plot sebelumnya namun terdapat penambahan 1 jenis
spesies yaitu Ipomea sp. Plot ukuran 50cm X 75cm juga
memiliki spesies yang sama dengan plot ukuran 25cm X 50cm dan tidak terdapat
penambahan jenis spesies. Sedangkan pada pengamatan plot berbentuk persegi
dengan ukuran 25cm X 25cm dan 50cm X 50cm ditemukan adanya jenis spesies yang sama meliputi putri
malu, rumput keras, tapak lima, semanggi gunung.
Dengan memperhatikan grafik untuk
plot yang berbentuk persegi (bujur sangkar) dan plot yang berbentuk persegi
panjang dapat diketahui bahwa jumlah dari jenis tumbuhan pada setiap penambahan
ukuran plot terdapat jenis spesies baru. Hal itu menunjukkan bahwa semakin luas
ukuran plot maka semakin banyak jumlah dari jenis spesies dengan tingkat
kemiripan yang sama dari tiap-tiap plot pada lahan yang dijadikan sampel
penelitian. Maka dari itu Luasan plot mempunyai hubungan erat dengan
keragaman jenis tumbuhan yang terdapat pada suatu area. Makin luas jangkauan
dari pengamatan jenis spesies maka akan terdapat beragam jenis tumbuhan yang
ditemukan pada area tersebut.
F.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini
yaitu dalam
menentukan luas minimum dari suatu vegetasi dapat dilakuakan dengan membuat plot
dengan penambahan ukuran menjadi dua kali lipat dari ukuran plot semula hingga
tidak terjadi lagi penambahan spesies atau jenis tumbuhan yang ditemukan dari
penambahan ukuran plot tersebut. Dengan melakukan hal tersebut maka tingkat
keberagaman dari suatu vegetasi dapat dianalisis pada suatu wilayah tertentu.
Daftar Pustaka
Campbell, Neil A., dkk. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta:
Erlangga, 2004.
Heddy, Pengantar Ekologi. Bandung : Angkasa, 1986.
Rahardjanto, Dasar-Dasar Ekologi Tumbuhan. Malang : UMM Press, 2001
Sastroutomo, Soetikno. Ekologi Gulma. Jakarta: Erlangga, 2009.